Sunday 29 December 2019

Erawan Museum yang Menawan di Thailand

Bangkok, Thailand, terkenal sama kental plus kuatnya tradisi lokal, mulai dari budaya, adat, masyarakat, bahkan sampe struktur bangunannya. Ga sedikit loh gengs, bangunan di Bangkok yang punya arsitektur khas Thailand. Bukan cuman bangunan-bangunan penuh sejarahnya aja, tapi tempat-tempat ibadah, sampe sejumlah lokasi wisata, juga dibangun bercorak khas Negara Gajah Putih ini.
Kali ini gue bakal ngajak kalian ke lokasi yang mungkin belom terlalu banyak dikunjungin wisatawan (nebak aja sih, soalnya pas ke sana emang ga terlalu rame). Pas gue ke sana pengunjungnya ga serame kayak di kompleks kuil-kuil yang ada di pusat kota. Eh? Apa jangan-jangan karena emang lokasinya yang agak jauh yaa? Entahlah, tapi yang satu ini worth it banget buat kalian kunjungin kalau kalian punya waktu agak banyak di Bangkok. Langsung aja, check this out!

Gambar Tampak Depan Erawan Museum

Wisata Thailand sebenernya ga melulu soal tujuan-tujuan yang ada di pusat Kota Bangkok aja, loh. Beberapa lokasi wisata yang bisa kalian datengin ada juga yang lokasinya agak minggir dari pusat kota. Salah satunya adalah Erawan Museum. Lokasinya ada di Bang Mueang Mai, Distrik Mueang Samut Prakan, Samut Prakan. Museum ini jaraknya hampir 30 kilometer dari pusat kota Bangkok (untungnya dan kebetulan banget ga jauh dari penginepan gue di deket stasiun BTS Udom Suk). Buat sampai ke Erawan Museum, kalian bisa pake beberapa pilihan transportasi umum, kayak BTS yang dilanjut transportasi lain, atau bisa juga naik bus kota, bisa pake taksi online, sebut saja Grab, biar lebih gampang, langsung nyampe, apalagi kalau kalian ramean, kan bisa lebih hemat karena bayarnya patungan.
Gue saranin sih biar bisa ngerasain sensasi kayak warlok alias warga lokal, pilih naik bus aja. Selain paling hemat biaya (soalnya tarifnya emang murah banget), kalian juga bisa dapet pengalaman interaksi langsung sama warga lokal di yang juga ada di dalem bus, termasuk juga kondekturnya yang kebanyakan ibu-ibu paruh baya yang masih giat bekerja. Salut banget gue sama semangat kerja mereka. Masih energik banget. Padahal udah ga muda lagi. Bahkan ada yang udah nenek-nenek, tapi masih tetep “ngenek”. Goks! Standing applause!
Video Perjalanan Menuju Erawan Museum

Kalau kalian milih naik bus, kudu siap-siap pake bahasa tubuh atau nyiapin aplikasi penerjemah. Kenapa? Soalnya sebagian besar kondektur bahkan warga lokal, cuman pake bahasa Thailand (di kesehariannya), jadi kurang paham sama bahasa Inggris. Ini jadi tantangan banget sih, seru abis! Ga kebayang gue sebelomnya bakal pake bahasa tubuh buat komunikasi sama orang. Dan itu terjadi pas gue ke Thailand! What a great experience!
Meski sebenernya Erawan Museum ini ada di pinggir jalan raya, tapi bangunan utamanya ga keliatan langsung kalau kalian liatnya cuman sepintas. Jadi, meskipun udah nyampe di titik pemberhentian bus paling deket, kalian ga bisa langsung liat bangunan utama dari Erawan Museum. Suasananya yang masih asri dan ketutup sama pohon-pohon yang rimbun juga bikin si Erawan Museum ini jadi agak susah buat ditemuin. Tapi jangan khawatir, kayak traveler pada umumnya, aplikasi penunjuk arah semacem Google Maps atau Waze bisa jadi salah satu penyelamat kalau kalian nyasar dan ga tau harus nanya ke siapa. Karena daerah ini emang agak sepi, beda sama di pusat kota yang rame banget. Nah, dari maps, kalian bakal ditunjukin tuh kemana arah jalannya sampe bisa nemuin bangunan utama dari Erawam Museum.

Gambar Sejuknya Area Sekitar Bangunan Utama Erawan Museum

Buat masuk ke museum, kalian kudu beli tiket dulu. Harganya? Agak pricey sih 11-13 lah sama Grand Palace. Harganya sekitar THB 300-THB 400. Kalau kalian beli langsung di loket, harganya THB 400 (THB 1=Rp 470). Tapi kalau kalian milih beli via aplikasi yang menyediain tiket Erawan Museum, kalian bisa dapet harga lebih murah (kalau ada diskon), harganya jadi sekitar THB 300. Lumayan kan, selisih THB 100 bisa buat jajan atau beli makan.
Jangan dulu mikir kalau harga ini kemahalan kalau kalian belum masuk ke area bangunan dan keliling area museum. Soalnya kalau udah masuk ke area bangunan dan sekitarnya, kalian bakal dibuat takjub dan tersepona, eh terpesona sama arsitektur sampe ke filosofi bangunannya. Bahkan dimulai saat kalian baru di bagian luar museum.
Setelah transaksi di loket selesai, kalian akan dapet tiket dalam bentuk stiker bulat warna cokelat polos yang bisa ditempel atau dibawa sebagai bukti bahwa kalian udah beli tiket. Begitu masuk ke kawasan museumnya, kalian disambut rimbunnya pepohonan yang bisa nutupin sengatan matahari yang cukup nyengat pas siang bolong. Gemercik air dari aliran sungai kecil juga nambah suasana asri nan sejuk di area ini. Asli, enak banget suasananya, beda banget ama di downtown.

Gambar Suasana Asri di Area Erawan Museum

Kalau udah masuk, kalian juga bakal disambut sama sebuah bangunan berwarna pink  yang di atasnya berdiri patung seekor gajah raksasa yang punya tiga kepala (kayak foto pertama di atas). Dari kejauhan aja keliatan kalau arsitektur bangunannya megah banget. Didominasi warna pink, bangunan utama ini punya detail ukiran yang cantik. Tuh, belom sempet ngintip koleksi barang antiknya aja, kalian udah dimanjain sama arsitektur bangunan yang menawan. Cantik! Suka lah pokoknya!

Gambar Detail Ukiran Bagian Luar Bangunan Utama

Kayak yang gue bilang sebelomnya, di lokasi ini emang ga seramai tujuan wisata lain yang ada  di pusat kota Bangkok. Jadi, di Erawan Museum ini, kalian bisa sedikit lebih leluasa buat keliling-keliling sambil foto-foto di spot-spot bagus dengan lebih “clear” (karena ga banyak orang). Halamannya yang cukup luas, bisa kalian pake buat latar foto sama pasangan, keluarga, temen-temen atau bisa juga ber-selfie-ria. Ini ga boleh banget dilewatin sih, foto pake background bangunan utama Erawam Museum.
Warna pink jadi dominasi dari bangunan utama ini. Yaa, cantik emang! Tapi ga cuman cantik, setiap detail di museum ini, mulai dari nama, corak, tingkatan (lantai), sampai bentuk bangunannya punya arti dan filosofi masing-masing. Dikutip dari laman muangboranmuseum.com Erawan adalah nama gajah berkepala tiga (ada juga yang nyebut punya 33 kepala) dari mitologi Hindu. Dikisahkan bahwa Erawan merupakan hewan tunggangan dari Dewa Indra (Dewa tertinggi di Hindu). Disebut juga bahwa Erawan dipercaya sebagai salah satu hewan penjaga alam semesta.

Gambar Siluet Patung Erawan, Gajah Berkepala Tiga

Patung gajah raksasa berkepala tiga di atas bangunan utama itu menggambarkan Erawan, Gajah tunggangan Dewa Indra. Patung Erawan terbuat dari lapisan perunggu dengan berat total 250 ton. Tinggi bangunannya (dari dasar sampe puncaknya) 43,6 meter. Museum ini dibangun di atas lahan seluas 5 hektare. Pembangunannya udah dimulai dari tahun 1994, selesai tahun 2000an tapi baru dibuka buat umum tahun 2013.
Walaupun namanya museum, tapi jangan bayangin kalian bakal langsung disuguhi deretan atau jajaran pajangan benda-benda bersejarah kayak museum pada umumnya. Karena di sini, pengunjung akan menemukan benda-benda antik ga kesusun secara berjajar, tapi sesuai sama filosofi dari bangunan, jadi yaa ga bikin bosen gitu. Di sejumlah titik, salah satunya di bagian tengah bangunan utama, ada patung Dewa yang juga dipake buat beribadah (berdoa) sama pengunjung (sesuai keyakinannya).

Gambar Bagian Tengah Lantai Dasar Bangunan Utama

Di sini ada empat pilar penuh ukiran yang menyangga bangunan utama. Dikutip dari laman ancientcitygroup.net, ternyata setiap pilar ini mewakili cerita agama yang jadi mayoritas di Thailand, yaitu Buddha, Hindu, Kristen dan Mahayana Buddhism, yang punya ajaran dan kepercayaan masing-masing.
Museum ini dibagai jadi tiga lantai yang ngewakilin alam semesta sesuai kepercayaan Hindu, yaitu masa lalu, bumi dan surga. Lantai pertama mewakili masa lalu (sejarah), yang isinya sejumlah artefak berharga koleksi pribadi dari sang pemilik, Lek Viriyaphant. Beberapa di antaranya adalah set cangkir teh, vas sampe mangkuk dari dinasti Ming dan dinasti Qing. Di lantai ini juga tersimpan patung makhluk mitos, setengah Naga-setengah manusia yang diyakini telah menjaga harta berharga di bawah air.

Gambar Detail Tangga Menuju Lantai 2

Di bagian tengah lantai dasar, ada tangga yang nganter kalian ke lantai atas. Tangga terbagi dua, ke kanan yang warnanya pink, dan ke kiri yang punya dominasi warna putih. Dua-duanya punya corak dan ukiran bentuk makhluk mitologi, Naga, mulai dari kepala sampai ekornya. Bagian ini dibuat dari berbagai bebatuan. Ga heran kan kalau jadinya mahakarya yang indah dan super detail kayak di foto itu. Kombinasi warna di corak dan ukiran juga mempercantik bangunan Erawan Museum. Ukiran super cantik dari detail Naga di tangga adalah hasil karya dari seniman lokal (Thailand) yang dikenal sebagai master dalam karya sejenis ini. Ia adalah Samrouy Aemoath. Aemoath menggunakan teknik kuno dan bahan alami yang jadi bahan utama untuk menciptakan mahakaryanya. Penggunaan bahan-bahan alami bertujuan mempermudah proses molding dan pembuatan motif. Bagian-bagian yang besar kayak kepala Naga, Kinnaree, Kinnorn dan sejumlah bagian lainnya dibuat pake dasar semen yang dilapisi kapur, lalu diukir, dan terakhir dihias pake Benjarong. Apa itu Benjarong? Benjarong adalah jenis keramik khas dari Negeri Gajah Putih yang punya corak warna yang cantik banget. Ga heran kalau mahakarya ini jadinya indah banget dengan paduan warna yang cantik nan harmonis. Penggunaan Benjarong di lapisan akhir juga menambah dimensi dan tekstur permukaan ukirannya.
Selanjutnya, ada bagian lantai dua yang merupakan penggambaran dari Bumi tempat tinggal manusia. Di sini ada tiga benda utama (yang termasuk karya seni dan barang antik, juga seni berharga lainnya), yakni  keramik Thailand, stained glass, dan tembikar dari Eropa. Kalau diliat dari lantai dasar, ada langit-langit museum dengan corak mirip kayak yang biasanya ada di gereja-gereja, ini yang disebut stained glass painting. Corak lukisan di langit-langit ini merupakan seni semi-abstrak yang mewakili kisah Bumi. Filosofis banget ga sih?

Gambar Stained Glass di Bagian Atap

Lanjut! Ada bagian perut dari patung Gajah Kepala Tiga. Lokasi ini ada di lantai paling atas dari bangunan yang melambangkan surga. Seperti kosmologi Buddha, yang percaya bahwa surga terletak di puncak Gunung Meru. Ruangan ini didesain memiliki karakter dari surga dan alam semesta. Bagian langit-langitnya merupakan mural dari solar system, atau tata surya. Lukisan ini merupakan gambaran cakrawala luas termasuk di antaranya adalah planet-planet, Milky Way (galaksi Bima Sakti), meteor dan benda langit lainnya. Gambaran ini ngingetin bahwa kita sebagai manusia hanya sebagai makhluk super kecil di alam semesta ini. Di lantai ini pula tersimpan sejumlah peninggalan dan patung-patung Buddha kuno dari beberapa era. Jadi ruangan ini punya paduan gambaran alam semesta tertoreh di langit-langit ruangan yang dipenuhi barang-barang antik. Keren banget ga sih?

Gambar Bagian Perut Patung Gajah Kepala Tiga (Ruangan Paling Atas)

Gambar Lukisan yang Menggambarkan Alam Semesta

Gambar City View dari Lantai Atas Bangunan Utama Erawan Museum

Puas ngelilingin dan takjub sama bagian bangunan utama Erawan Museum, saatnya muterin sisi luarnya. Ada apa kira-kira? Sesuai nama dan filosofinya, di sekitar bangunan utama banyak banget patung-patung gajah warna-warni yang berjajar rapi. Patung-patung gajah ini bersuara loh kalau kalian lewat di bawahnya. Jadi, jangan kaget kalau tiba-tiba ada suara gajah pas kalian lewat di bawah patung-patung ini. Oiya, ada temple juga di bagian luar bangunan. Beda sama warna bangunan utama yang dominan pink. Temple yang ada di luar bangunan utama punya warna keemasan yang tetep punya kesan megah.

Gambar Jajaran Patung Gajah di Area Luar Bangunan Utama

Gambar Temple di Sekitar Area Erawan Museum

Area luar bangunan utamanya dibuat semacem taman yang sejuk. Banyak pepohonan, ada suara gemercik air, dari air mancur maupun air terjun mini buatan. Ada juga beberapa kolam di area sekitar. Adem banget rasanya keliling-keliling di sini. Di bagian belakang juga ada jembatan di atas kolam yang bisa kalian jadiin sport foto ala-ala di alam yang sejuk gitu.

Gambar Kolam di Bagian Belakang Bangunan Utama

Gambar Jembatan di Atas Kolam

Capek keliling-keliling? Lelah? Haus? Laper? Di kawasan ini juga ada semacem kantin yang nyediain makanan sama minuman. Ada makanan berat (tapi banyak yang ga halal), snacks, es krim, sampe beberapa jenis minuman. Seenggaknya kalian bisa istirahat sambil duduk-duduk sejenak ngelurusin kaki dulu sebelum lanjut perjalanan ke lokasi wisata lain.
Nah, kalau kalian ke Thailand, terutama ke Bangkok, jangan lupa nyempetin waktu buat ke Erawan Museum ini. Di sini kalian bisa liat beragam simbol arsitektur bangunan yang dipadu dengan seni yang dibuat dengan teknik kuno, tata letak yang terstruktur, dan lingkungan alam, melebur jadi satu kesatuan yang harmonis. Ciamik banget! Ini yang bikin Erawan Museum bisa ngasih suasana yang ngedukung kalian buat lebih memahami dan menghargai keselarasan antara sejarah, budaya, agama, seni, sampai adat dari masa lalu.
Selamat berlibur, Sobat Traveler!

No comments:

Post a Comment