Temen-temennya
manggil dia Titik. Lengkapnya bukan Satu Titik Dua Koma, tapi Oneira Noktah
Saintly. Emang kayaknya ga nyambung banget sama panggilannya. Tapi kalo udah
ditelaah, nyambung kok. Orang tuanya ngasih nama juga ga sembarangan. Pertama, Oneira
diambil dari kata “oneiroi”. Pasti pada penasaran sama Oneiroi ya? Sekilas kayak
nama atau bahasa Jepang. Nyatanya bukan, Oneiroi ada dalam mitologi Yunani.
Oneiroi sendiri adalah dewa-dewa mimpi. Terus, Noktah itu arti juga nama lain
dari titik. Titik, biasanya ada di akhir, nah si Noktah, eh Titik ini kebetulan
adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Jadi ‘noktah’ itu bisa juga difilosofiin
sebagai arti dari anak bontot (bungsu). Dan terakhir, Saintly, kalo nyari di
kamus sih artinya suci, baik dan saleh. Jadi arti namanya itu titik (dari dewa-dewa)
mimpi yang suci dan baik. Harapan ngucur deres dari namanya itu.
Noktah, nama panggilan yang dikasih
sama orang tuanya. Tapi temen-temennya ngrasa susah kalo disuruh manggil dia
Noktah. Jadi, dari SMP jarang lagi ada yang manggil dia Noktah, kecuali orang
tua, keluarga sama gurunya. Sebagai gantinya Titik jadi panggilannya. Not bad lah ya. Toh artinya sama. Si Noktah
juga ga keberatan kok. Udah mulai kebiasa juga ngenalin diri pake nama Titik.
Pas masuk SMA, perkenalan.
“Oke, selamat pagi semuanya.” Sapa Titik
ramah, ditambah senyum mempesona.
“Pagiiiii…..” Respon temen-temennya
yang terpusat sama Titik.
“Kenalin nama gue Oneira Noktah
Saintly. Panggil aja gue Titik kalo kalian ga mau susah manggil Noktah. Jangan
dulu tanya kenapa ya. Nanti perkenalannya lanjut pribadi aja, oke?”
Senyum manisnya mengembang di bibir tipisnya.
Semua diem, tapi ngebales senyum manis nan ramahnya. Kayak kena hipnotis.
Dia emang beruntung, cantik, tinggi,
pinter trus punya orang tua yang bisa menuhin semua kebutuhannya bahkan
keinginannya juga. Rasanya ga pernah dia kekurangan. Apa yang dia mau dia bisa
dapetin kok. Tapi dia ga manfaatin itu, dia juga ga sombong kok. Dia easygoing, fleksibel, ramah pula. Makanya
dari kecil dia udah punya banyak temen. Ampe iri, pengen kaya dia juga.
Persis kayak namanya. Entah sugesti
atau sengaja ngerealisasiin apa yang ada di dalem namanya. Titik punya banyak
mimpi yang ingin dia capai dan dapetin. Ia tuliskan semua dalam sebuah dream book. Kalo mimpinya udah kelaksana,
satu per satu ia coret dan ia robek buat selanjutnya dimasukkin ke dalam sebuah
kaleng bening, mungkin lebih cocok disebut toples. Emang ga terlalu gede
ukurannya, tapi cukup lah buaut menampung lipatan-lipatan kertas dari
mimpi-mimpi Titik. Titik nganggep mimpi itu sebagai motivator buat hidup dia. Terus
kalo mimpinya gagal? Gak akan pernah ada kata nyerah buat ngewujudin sesuatu,
itu yang ada di kamus Titik.
Cewek yang aktif dan kritis ini
selalu bisa nempatin dirinya kapanpun
dan dimanapun. Jadi orang-orang disekitar dia bisa ngrasain yang namanya
nyaman. Kecuali guru sama dosennya. Pertanyaan-pertanyaannya yang terlalu
kritis kadang suka bikin guru sama dosennya kewalahan. Yaa, begitulah Titik. Ia
akan mencari ujung permasalahan. Terutama permasalahannya. Harus sampe nemu
ujungnya. Titik.
Gak ragu sebenernya kalo banyak cowok
yang naksir atau cuman sekedar ngelirik. Tapi rata-rata mereka ciut sebelum
ngutarain. Mungkin mereka juga takut dikritisi kali ya. Tapi tetep ada kok cowok
yang bisa dan berani buat dampingin dia. Soulvino Putra Pambayun. Panggil aja
Vino. Cowok ganteng yang cool nan
kalem dengan sejuta pesona dan jutaan penggemar cewek. Sekalinya ngomong, bisa
bikin cewek merinding. Udah kayak setan aja ya?
Vino, cowok yang tanpa show off kemampuannya pun dia udah punya
kharisma. Kalem, ngomong seperlunya dan ga neko-neko. Mungkin itu yang bikin
Titik nyaman sama Vino. Lengkaplah pokoknya kalo liat mereka berdua. Sempurna!
Balik lagi ke masalah dream book, Titik nulisin semua
mimpi-mimpinya. Dari mimpi terkecil sampe mimpi terbesar dia. Mulai dari cuman pengen
punya ini, pengen punya itu, sampai mimpi terbesar dia yaitu menjadi sosok yang
ceria, riang, aktif, dicintai banyak orang dan sukses.
Hidupnya yang indah, aktif dan ceria
adalah kehidupan Titik di alam komanya. Keadaan yang juga persis kayak apa yang
dia pengenin di kehidupan nyatanya. Keadaan yang semestinya terjadi ketika ia
berada dalam kehidupan nyata. Bukan hanya ilusi bukan hanya mimpi ditengah
komanya.
Semua berawal ketika ulang tahunnya
yang ke 17. Dengan keadaan orang tuanya yang memang dari keluarga berada, tak ayal
rasanya kalo ulang tahunnya dirayain cukup mewah dengan sebuah hadiah istimewa
dari orang tuanya. Gak heran, soalnya ini momen sweet seventeenth yang kata orang, inilah awal gerbang masuk ke
dunia orang dewasa. Mobil. Yaa, mobil
mewah sebagai hadiahnya. Persis seperti yang Titik inginkan. Sayangnya ia belum
mahir untuk mengendarainya.
Orang tuanya tidak punya waktu untuk
mengajarinya mengendarai mobil secara intensif. Terlalu sibuk dengan kerjaan
masing-masing. Solusinya, ketiga kakaknya bergantian untuk mengajarinya. Untungnya
Titik termasuk cewek yang cerdas. Gak usah pake lama setelah Titik belajar
nyetir, ia mulai memberanikan diri mengendarai sendiri mobil yang dihadiahkan
untuknya. Lancar.
Sampai suatu ketika Titik ngalamin
sebuah kecelakaan mobil yang cukup hebat. Kecelakaan yang membuat Titik tak
sadarkan diri. Membuatnya merasa berat untuk bangun, bahkan cuman sekedar buka
mata. Ia merasa tubuhnya lemah ga ada daya. Ga bisa ngerasain apa-apa. Lemes.
Titik terbangun dan tersadar di alam
lain yang persis kayak kehidupan nyatanya, kayak bukan mimpi. Alam dimana ia
bertemu Vino. Ya, Vino. Teman berbagi dan membangun mimpi dalam alamnya. Membangun
kehidupan di alam komanya. Menjadikan mimpinya menjadi sebuah skenario dalam ketidak
berdayaan untuk meraih kenyataan. Vino yang menguatkan dan Vino yang juga
mencoba memperjuangkan.
Vino, yang ternyata juga dalam
keadaan koma karena sakitnya. Koma dengan waktu yang sedikit lebih lama dari
Titik. Mereka yang tak sengaja dipertemukan dalam alam yang berbeda dari kehidupan
nyata. Mencoba saling menguatkan. mencoba mewujudkan mimpinya masing-masing
sebelum akhirnya mereka kembali ke kehidupan nyata untuk memulai dan meneruskan
apa yang mereka impikan atau kembali ke kehidupan kekal untuk melanjutkan mimpi
mereka di surga.
No comments:
Post a Comment