Monday, 25 March 2013

Titik Berujung Koma


Temen-temennya manggil dia Titik. Lengkapnya bukan Satu Titik Dua Koma, tapi Oneira Noktah Saintly. Emang kayaknya ga nyambung banget sama panggilannya. Tapi kalo udah ditelaah, nyambung kok. Orang tuanya ngasih nama juga ga sembarangan. Pertama, Oneira diambil dari kata “oneiroi”. Pasti pada penasaran sama Oneiroi ya? Sekilas kayak nama atau bahasa Jepang. Nyatanya bukan, Oneiroi ada dalam mitologi Yunani. Oneiroi sendiri adalah dewa-dewa mimpi. Terus, Noktah itu arti juga nama lain dari titik. Titik, biasanya ada di akhir, nah si Noktah, eh Titik ini kebetulan adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Jadi ‘noktah’ itu bisa juga difilosofiin sebagai arti dari anak bontot (bungsu). Dan terakhir, Saintly, kalo nyari di kamus sih artinya suci, baik dan saleh. Jadi arti namanya itu titik (dari dewa-dewa) mimpi yang suci dan baik. Harapan ngucur deres dari namanya itu.
Noktah, nama panggilan yang dikasih sama orang tuanya. Tapi temen-temennya ngrasa susah kalo disuruh manggil dia Noktah. Jadi, dari SMP jarang lagi ada yang manggil dia Noktah, kecuali orang tua, keluarga sama gurunya. Sebagai gantinya Titik jadi panggilannya. Not bad lah ya. Toh artinya sama. Si Noktah juga ga keberatan kok. Udah mulai kebiasa juga ngenalin diri pake nama Titik.
Pas masuk SMA, perkenalan.
“Oke, selamat pagi semuanya.” Sapa Titik ramah, ditambah senyum mempesona.
“Pagiiiii…..” Respon temen-temennya yang terpusat sama Titik.
“Kenalin nama gue Oneira Noktah Saintly. Panggil aja gue Titik kalo kalian ga mau susah manggil Noktah. Jangan dulu tanya kenapa ya. Nanti perkenalannya lanjut pribadi aja, oke?”
Senyum manisnya mengembang di bibir tipisnya. Semua diem, tapi ngebales senyum manis nan ramahnya. Kayak kena hipnotis.
Dia emang beruntung, cantik, tinggi, pinter trus punya orang tua yang bisa menuhin semua kebutuhannya bahkan keinginannya juga. Rasanya ga pernah dia kekurangan. Apa yang dia mau dia bisa dapetin kok. Tapi dia ga manfaatin itu, dia juga ga sombong kok. Dia easygoing, fleksibel, ramah pula. Makanya dari kecil dia udah punya banyak temen. Ampe iri, pengen kaya dia juga.
Persis kayak namanya. Entah sugesti atau sengaja ngerealisasiin apa yang ada di dalem namanya. Titik punya banyak mimpi yang ingin dia capai dan dapetin. Ia tuliskan semua dalam sebuah dream book. Kalo mimpinya udah kelaksana, satu per satu ia coret dan ia robek buat selanjutnya dimasukkin ke dalam sebuah kaleng bening, mungkin lebih cocok disebut toples. Emang ga terlalu gede ukurannya, tapi cukup lah buaut menampung lipatan-lipatan kertas dari mimpi-mimpi Titik. Titik nganggep mimpi itu sebagai motivator buat hidup dia. Terus kalo mimpinya gagal? Gak akan pernah ada kata nyerah buat ngewujudin sesuatu, itu yang ada di kamus Titik.
Cewek yang aktif dan kritis ini selalu  bisa nempatin dirinya kapanpun dan dimanapun. Jadi orang-orang disekitar dia bisa ngrasain yang namanya nyaman. Kecuali guru sama dosennya. Pertanyaan-pertanyaannya yang terlalu kritis kadang suka bikin guru sama dosennya kewalahan. Yaa, begitulah Titik. Ia akan mencari ujung permasalahan. Terutama permasalahannya. Harus sampe nemu ujungnya. Titik.
Gak ragu sebenernya kalo banyak cowok yang naksir atau cuman sekedar ngelirik. Tapi rata-rata mereka ciut sebelum ngutarain. Mungkin mereka juga takut dikritisi kali ya. Tapi tetep ada kok cowok yang bisa dan berani buat dampingin dia. Soulvino Putra Pambayun. Panggil aja Vino. Cowok ganteng yang cool nan kalem dengan sejuta pesona dan jutaan penggemar cewek. Sekalinya ngomong, bisa bikin cewek merinding. Udah kayak setan aja ya?
Vino, cowok yang tanpa show off kemampuannya pun dia udah punya kharisma. Kalem, ngomong seperlunya dan ga neko-neko. Mungkin itu yang bikin Titik nyaman sama Vino. Lengkaplah pokoknya kalo liat mereka berdua. Sempurna!
Balik lagi ke masalah dream book, Titik nulisin semua mimpi-mimpinya. Dari mimpi terkecil sampe mimpi terbesar dia. Mulai dari cuman pengen punya ini, pengen punya itu, sampai mimpi terbesar dia yaitu menjadi sosok yang ceria, riang, aktif, dicintai banyak orang dan sukses.
Hidupnya yang indah, aktif dan ceria adalah kehidupan Titik di alam komanya. Keadaan yang juga persis kayak apa yang dia pengenin di kehidupan nyatanya. Keadaan yang semestinya terjadi ketika ia berada dalam kehidupan nyata. Bukan hanya ilusi bukan hanya mimpi ditengah komanya.
Semua berawal ketika ulang tahunnya yang ke 17. Dengan keadaan orang tuanya yang memang dari keluarga berada, tak ayal rasanya kalo ulang tahunnya dirayain cukup mewah dengan sebuah hadiah istimewa dari orang tuanya. Gak heran, soalnya ini momen sweet seventeenth yang kata orang, inilah awal gerbang masuk ke dunia orang dewasa.  Mobil. Yaa, mobil mewah sebagai hadiahnya. Persis seperti yang Titik inginkan. Sayangnya ia belum mahir untuk mengendarainya.
Orang tuanya tidak punya waktu untuk mengajarinya mengendarai mobil secara intensif. Terlalu sibuk dengan kerjaan masing-masing. Solusinya, ketiga kakaknya bergantian untuk mengajarinya. Untungnya Titik termasuk cewek yang cerdas. Gak usah pake lama setelah Titik belajar nyetir, ia mulai memberanikan diri mengendarai sendiri mobil yang dihadiahkan untuknya. Lancar.
Sampai suatu ketika Titik ngalamin sebuah kecelakaan mobil yang cukup hebat. Kecelakaan yang membuat Titik tak sadarkan diri. Membuatnya merasa berat untuk bangun, bahkan cuman sekedar buka mata. Ia merasa tubuhnya lemah ga ada daya. Ga bisa ngerasain apa-apa. Lemes.
Titik terbangun dan tersadar di alam lain yang persis kayak kehidupan nyatanya, kayak bukan mimpi. Alam dimana ia bertemu Vino. Ya, Vino. Teman berbagi dan membangun mimpi dalam alamnya. Membangun kehidupan di alam komanya. Menjadikan mimpinya menjadi sebuah skenario dalam ketidak berdayaan untuk meraih kenyataan. Vino yang menguatkan dan Vino yang juga mencoba memperjuangkan.
Vino, yang ternyata juga dalam keadaan koma karena sakitnya. Koma dengan waktu yang sedikit lebih lama dari Titik. Mereka yang tak sengaja dipertemukan dalam alam yang berbeda dari kehidupan nyata. Mencoba saling menguatkan. mencoba mewujudkan mimpinya masing-masing sebelum akhirnya mereka kembali ke kehidupan nyata untuk memulai dan meneruskan apa yang mereka impikan atau kembali ke kehidupan kekal untuk melanjutkan mimpi mereka di surga.

No comments:

Post a Comment